Pada Jum’at, 8/4/2022 seorang warga di Dusun Taji Wetan, Desa Karang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah; telah menukarkan Handa Jazz miliknya dengan sejumlah Tanaman Hias.
Pria yang bernama Sariyanto (36 thn) telah menukarkan mobil Honda Jazz berwarna kuning dengan pelat nomor B 1955 CZC dengan 4 (empat) jenis tanaman hias yang keseluruhannya berjumlah 130 tanaman milik Sugiyono warga Bejen, Kecamatan Karanganyar di kabupaten yang sama (TribunSolo.com, 14/4).
Ratusan tanaman hias tersebut, dibeli dengan cara barter (pertukaran barang dengan barang), dengan perkiraan harga mobil Handa Jazz sekitar Rp.240 juta s/d Rp. 250 juta. Sementara, 4 (empat) jenis tanaman hias yang jadi alat penukarnya, bernama: monstera, marmorata, gelombang cinta variegata pink, dan syngonium yellow philodendron.
Sariyanto selaku pemilik mobil, berencana menjual kembali ratusan tanaman hias tersebut, dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi. Dari hasil pemantauan TribunSolo.com (14/4), sejumlah tanaman yang dibeli dari Sugiyono sudah berpindah tangan kepada orang lain dari luar Karanganyar.
Kata Sariyanto, sebagian tanaman hias hasil barter sudah dibeli oleh warga Pasuruan, Jawa Timur (sejumlah 15 pot) dan dibeli oleh warga Bandung, Jawa Barat (sebanyak 5 pot) dengan total transaksi sekitar Rp. 200 juta.
Beberapa waktu sebelumnya (11/9/2021), warga di Desa Nglurah, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar juga telah menjual 2 (dua) pohon tanaman hias jenis Monstera Variegata dengan besar tongkol sebanyak 5 buah, dengan harga keseluruhan sebesar Rp. 225 juta.
Pihak pembeli yang bernama Hastuti, dan tinggal di Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, juga telah menjelaskan bahwa tinggi Monstera Variegata sekitar 180 centimeter untuk satu pohonnya. Sementara terkait harga yang cukup fantastis, dia memberi alasan bahwa tanaman yang dia beli sudah mendunia dan memiliki ciri khas warna yang berbeda dari Monstera lainnya.
Di Luar Kewajaran
Dalam teori ekonomi yang berlaku di pasar barang, setiap transaksi melibatkan 2 (dua) pihak, yaitu konsumen (pembeli) dan produsen (penjual). Konsumen dianggap sebagai pihak yang mempunyai uang (daya beli) dan ingin mendapatkan kepuasan; sementara produsen dianggap sebagai pihak yang telah menghasilkan barang, biaya produksi tertutup hasil penjualan, serta mendapatkan keuntungan dari hasil transaksinya.
Dalam konteks barter Honda Jazz dan Tanaman Hias, pihak pembeli adalah si pemilik mobil yang dalam kondisi wajar akan membeli tanaman hias dengan sejumlah uang, sementara pemilik tanaman hias sebagai pihak penjual yang telah mempertimbangkan untung / ruginya dalam bertransaksi.
Dalam konteks barter tersebut, kedua belah pihak telah memperhitungkan resiko akan untung / rugi di kemudian hari, sehinga walaupun menurut banyak pihak dinilai sebagai transaski yang tidak wajar; tetap saja dilakukan.
Barang yang berupa tanaman hias sebenarnya susah dihitung komponen biayanya, sehingga hanya cenderung menghasilkan harga perkiraan yang dipengaruhi oleh faktor hobi/kesenangan/dianggap barang yang bisa naik lagi harganya di kemudian hari.
Di lain pihak, mobil sudah bisa diperkirakan. Oleh karenanya ketika terjadi barter; masing-masih pihak yang bertransaksi sudah punya dasar harga menurut versi mereka dan bukan merupakan ‘harga ekonomi’ yang diterima oleh banyak pihak.
Hasil akhirnya akan susah diperkirakan, apakah akan mengalami untung atau rugi atas transaksi tersebut; tetapi masing-masing pihak pada saat ini sudah merasa pada situasi yang saling untung atau saling merelakan.
Pada kasus barter, harga ekonomi yang merupakan hasil interaksi antara pembeli dan penjual secara ekonomi susah dimengerti oleh kalayak umum. Namun demikian barter akan tetap dilakukan oleh pihak-pihak yang mempunyai kegemaran yang sama, dan mungkin ada harapan bahwa masing-masing pihak akan tetap mendapatkan keuntungan di lain kesempatan.
Pihak konsumen/pembeli (pemilik mobil) akan terus berusaha mencari pasar bagi tanaman hias yang telah dibelinya dengan sistem barter kepada pihak-pihak yang juga gemar/hobi terhadap tanaman hias dan berani membeli dengan harga yang lebih tinggi lagi, walaupun resiko sudah tentu akan menantinya.
Cara barter dari pemilik mobil yang telah menukarkan dengan sejumlah tanaman hias, mempunyai harapan besar bahwa harga tanaman hias masih akan terus meningkat di masa-masa mendatang. Kondisi ini tentu sangat tergantung pada sikap / euforia masyarakat dan sangat tergantung pula pada jenis persediaan tamanan hias yang saat ini masih dipandang langka dan istimewa oleh para penggemar / kolektor tanaman hias.
Pendapat warganet terkait barter tersebut juga sangat beragam, ada yang mengganggap sebagai transaski yang tidak wajar, akan tetapi juga ada yang berpendapat bahwa barter tersebut dilakukan sebagai strategi untuk menggait calon pembeli baru agar tergiur dan akhirnya membeli tanaman hias dengan harga yang lebih tinggi lagi.
Dalam jangka pendek, banyak pihak akan berlomba-lomba mengoleksi dan menjual tanaman hias dengan harga yang tinggi; akan tetapi dalam jangka waktu tertentu ketika sudah bisa dikembangbiakkan dan jumlah tanaman hias sudah melimpah; hukum ekonomi mengatakan bahwa harga akan drop / turun secara drastis.
Dalam jangka Panjang, orang yang bertransaksi paling akhir yang biasanya akan menderita rugi. Dalam kondisi yang demikian, sebaiknya yang tidak mempunyai hobi/kegemaran yang sama, sebaiknya tidak ikut-ikutan. Mereka bisa menjadi korban, dalam artian waktu beli harga mahal, dan saat menjual sudah tidak ada harganya lagi.
Perlu Waspada
Dari kasus di atas, maka sikap bijak / waspada perlu ditekankan. Pihak-pihak yang mengetahui seluk-beluk transaksi tanaman hias bisa terus menjalankan usaha/profesinya. Saat ini banyak cara dalam menaikkan harga tanaman hias, salah satuya dengan banyak melakukan pameran ke berbagai media, khususnya di media online. Ditambah dengan anggapan bahwa barangnya istimewa dan sangat langka, maka harga bisa menjadi lebih tinggi/mahal.
Sebaliknya, bagi pihak yang tidak mempunyai kegemaran dalam mengoleksi tanaman hias, jika motivasinya mencari keuntungan di kemudian hari; maka harus berfikir ulang dan berfikir berkali-kali untuk terlibat dalam kegiatan semacam ini.
Pada titik tertentu, harga tanaman hias akan mengalami masa klimak / harga puncak; dan selanjutya akan terus menurun, seiring dengan semakin meningkatnya budidaya tanaman hias yang saat ini masih dipandang langka dan istimewa. Pada intinya kita harus terus waspada terhadap berbagai kejadian yang saat ini berada di sekitar kita. Semoga!