This is the default dialog which is useful for displaying information. The dialog window can be moved, resized and closed with the 'x' icon.

Secuil Potret Konsumsi Jeroan

Penulis: JUNAEDI - Kamis, 11 November 2021 | 10:27 WIB

MASYARAKAT Indonesia pada umumnya masih menjadikan jeroan sebagai bagian pola konsumsi pangannya. Bahkan selama ini Indonesia masih mendatangkan atau mengimpor jeroan sapi untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Secara umum juga menunjukan peningkatan dalam jumlah konsumsinya. Hal ini bisa saja disebabkan karena daya beli masyarakat terhadap daging yang rendah sehingga jeroan sebagai penggantinya. Selain dikonsumsi langsung, jeroan juga digunakan sebagai bahan masakan soto babat, nasi goreng, sate jeroan, sambal goreng, keripik usus, dan sebagainya. Pada umumnya jeroan sapi, kambing dan ayam merupakan pilihan yang sangat populer bagi masyarakat Indonesia.

Meskipun sebagai produk sampingan dan masih banyak perdebatan jeroan sebagai pangan manusia, namun dibeberapa negara dunia jeroan juga menjadi bagian pola konsumsi masyarakatnya. Di Amerika Serikat dan Kanada, jeroan tidak untuk konsumsi masyarakat tetapi lebih untuk pakan binatang peliharaan. Namun negara-negara di belahan selatan benua amerika jeroan menjadi santapan dan kuliner spesial. Di Brasilia misalnya, mempunyai menu khas yang disebut churrasco yaitu jantung ayam yang dipanggang dan feijoada yaitu rebusan kacang merah atau hitam dicampur dengan daging dan jeroan. 

Sementara negara-negara di benua asia, seperti Filipina, Pakistan, Lebanon, India, atau negara-negara Timur Tengah, jeroan juga menjadi hidangan sehari-hari masyarakatnya dan bahkan menjadi hidangan di resto-resto. Di Jepang misalnya, jeroan juga dikonsumsi sebagai campuran yakitori yaitu sate khas Jepang berbahan dasar daging ayam atau daging sapi diselang-seling dengan kulit, hati, jantung, atau ampela ayam yang dibakar dan dihidangkan bersama sake. Begitu pula di Libanon, jeroan sangat populer dibuat nikhaat (otak kambing berbumbu) sebagai isi roti. 

SELENGKAPNYA

Artikel di atas sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis seperti tertera dan tidak menjadi bagian tanggungjawab dari redaksi sariagri.id. Baca term and condition